TUGAS MAKALAH
Manajemen Operasional
“ Luas dan Pola Produksi”
Disusun oleh:
Kelompok IV
Kelas : Akuntansi Sore ( K )
Nama :
Endang
Sukiswati (2012220015)
Riska Yuliatiningsih (2012220020)
Universitas Madura
Tahun Akademik 2013 - 2014
KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
limpahan rahmat-Nya-lah maka penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.
Berikut
ini penulis mempersembahkan sebuah
makalah dengan judul "Luas dan Pola Produksi", yang menurut penulis
dapat memberikan manfaat yang besar bagi penulis dan pembaca guna menambah wawasan dalam mengenal
ruang lingkup materi luas dan pola produksi.
Melalui
kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang penulis buat
kurang tepat
Dengan
ini penulis mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Pamekasan, 24 Maret 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang. ................................................................................................ 1
B. Tujuan.............. ................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 2
A. Arti dan Tujuan ................................................................................................ 2
B. Faktor – factor yang Menentukan Luas Produksi............................................ 3
C. Luas Produksi dan Luas Perusahaan................................................................ 4
D. Hubungan Luas Produksi dengan Biaya.......................................................... 5
E.
Metode
Programasi Linear ( Linear Program )................................................. 6
F.
Penentuan
Luas Produksi................................................................................. 8
G. Pola Produksi... ................................................................................................ 11
BAB III PENUTUP............................................................................................. 15
A. Kesimpulan...... ................................................................................................ 15
B. Saran................ ................................................................................................ 15
DAFTAR ISI....... ................................................................................................ 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di
Indonesia terdapat banyak perusahaan. Salah satu kegiatan perusahaan yaitu
menghasilkan produk andalannya. Dalam rangka memperoleh laba setinggi mungkin,
perusahaan harus mampu menentukan luas dan pola produksi dengan tepat.
Penentuan luas dan pola produksi yang tidak tepat dapat mengakibatkan hal yang
cukup fatal terhadap kelangsungan perusahaan. Penentuan luas dan pola produksi
haruslah dipertimbangkan dari segala aspek baik yang mempengaruhi pada
penjualan produk tersebut ataupun yang lainnya.
B.
Tujuan
Dalam pembahasan
makalah ini menyatakan bahwa luas dan pola produksi merupakan hal yang penting
untuk meningkatkan laba perusahaan yang akan di dapat. Oleh sebab itu penulis menyusun makalah
ini sebagai salah satu bentuk cara untuk memahami lebih mendalam tentang ruang
lingkup dalam materi luas dan pola produksi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Arti dan Tujuan
Tujuan perusahaan pada umumnya
adalah untuk mendapatkan laba setinggi mungkin. Luas produksi merupakan jumlah
atau volume hasil produksi yang seharusnya diproduksikan oleh suatau perushaan
dalam satu periode. Oleh karena itu maka luas produksi ini juga harus
direncanaakan atau ditentukan agar perusahaan dapat memperoleh laba yang
maksimal.
Luas produksi perlu direncanakan dan
diperhitungkan dengan cermat karena tanpa perencanaan dapat menimbulkan
ketidaktepatan dalam menetukan jumlah yang harus diproduksi oleh suatu
perusahaan.
Penentuan luas produksi yang terlalu
besar berakibat biaya yang terlalu besar, investasi yang besar pula. Selain
adanya volume produksi yang berlebihan dapat berakibat merosotnya harga jual.
Walaupun barang dapat disimpan di gudang akan tetapi kelebihan volume produksi
menimbulkan tambahan biaya pergudangan dan pemeliharaan – pemeliharaan barang
tersebut. Bagi perusahaan yang menghasilkan barang lebih dari satu macam maka
terlalu besarnya volume produksi dari satu jenis barang berarti berkurangnya
kesempatan produk jenis lain.
Namun apabila luas produksi terlalu
kecil atau volume produksi yang terlalu sedikit berakibat tidak dapatnya
perusahaan itu memenuhi permintaan konsumen di pasar, sehingga kemungkinan
besar para pelanggan yang tidak dapat dipenuhi permintaannya tersebut akan
pindah dan menjadi langganan dari perusahaan lain yang merupakan saingan dari
perusahaan tersebut.
Oleh sebab itu penentuan luas
produksi yang tepat berarti adanya alokasi sumber produksi yang lebih efisien. Pada
pokoknya perencanaan produksi merupakan masalah mengenai apa dan berapa yang
harus di produksi serta menentukan bagaimana dan kapan produksi harus
dilaksanakan.
Luas produksi adalah juga suatu
ukuran akan berapa banyak barang-barang yang di produksioleh suatu
perusahaan. Jadi, luas produksi
merupakan ukuran terhadap apa dan berapa banyak barang-barang yang
diprodukisioleh suatu perusahaan tertentu. Semakin banyak barang yang
diproduksi, baik jumlahnya maupun jenisnya, semkin besar luas produksinya.
B.
Faktor- faktor yang Menentukan Luas Produksi
Perusahaan memerlukan sumber daya yang
akan dipergunakan untuk memproduksi barang – barang. Tiap – tiap perusahaan
tentu saja akan mempunyai jumlah dan jenis sumber – sumber produksi yang berbda
datu dengan yang lainnya pengusaha akan berusaha agar dengan factor produksi
yang ada dapat menghasilkan barang – barang yang mendatangkan keuntungan yang
besar. Oleh sebab itu kebijakan pimpinan
perusahaan dalam menentuan atau mengatur jenis dan jumlah barang yang
diproduksi sangatlah penting. Kurang tepatnya penentuan luas produksi akan
mengakibatkan semakin kecilnya keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan.
Penentuan luas produksi yang tepat
berarti pula suatu pengusahaan lebih efektif memanfaatkan factor – fakto
produksi yang tersedia bagi perusahaan yang bersangkutan. Di samping factor –
factor produksi yang tersedia, jumlah permintaan akan menentukan luas produksi
yang paling menguntungkan. Berikut terdapat beberapa factor yang mempengaruhi
atau membatasi luas produsi, diantaranya adalah:
1.
Tersedianya
bahan dasar.
2. Tersedianya kapasitasmesin- mesin yang dimiliki.
3. Tersedianya tenaga kerja.
4. Betasan permintaan.
5. Tersedianya factor- factor produksi yang lain.
Tingkat pentingnya penentuan luas produksi untuk masing-masing
perusahaan berbeda – beda :
a.
Bagi
perusahaan yang memproduksi barang
–barang yang bermacam- macam jenisnya (hal ini adalah disebabkan karena sifat
alat-alat produksi/mesin-,mesin yang dimilikinya) harus diselenggarakan
perencanaan yang teliti terhadap penentuan luas produksi.
b.
Bagi
perusahaan yang karena alat-alat produksinya ( mesin-mesin digunakan)
mengakibatkan barang- barang yang diproduksinya itu tertentu/telah pasti dan
tidak mudah untuk di ubah-ubah dalam jangka pendek.
c.
Perusahaan
yang memproduksikan barang-barang ntuk keperluan pasar, penentuan luas produksi
dalam perusahaan ini sangat penting, sebab dalam hal ini perusahaan harus
mengadakan ramalan-ramalan untuk masa-masa yang akan dating terhadap jumlah
serta jenis barang yang diminta oleh para pembelipotensial.
d.
Perusahaan
yang memproduksikan barang-barang untuk keperluan langganan (pesanan) ,
tidaklah begitu sulit untuk merencanakan penentuan luas produksinya.
C.
Luas Produksi dan Luas Perusahaan
Luas perusahaan memiliki arti yang
berbeda dengan luas produksi. Luas perusahaan itu mungkin saja ditentukan oleh
luas produksinya (barang- barang yang dihasilkannya). Oleh sebab itu untuk
menentukan luas perusahaan, maka luas produksi bukanlah merupakan satu-satunya
ukuran, sehingga belum tentu luas produksi merupakan pula luas perusahaan. Luas
perusahaa dapat diukur berdasarkan:
1.
Bahan
dasar yang dipergunakan.
2.
Barang
yang dihasilkan.
3.
Peralatan
( mesin- mesin ) yang dipergunakan.
4.
jumlah
pegawai ( tenaga kerja ) yang dipergunakan.
Jadi jelaslah bahwa hanya dalam
keadaan tertentu suatu perusahaan mempunyai luas perusahaan yang ditentukan /
diukur dari luas produksinya. Dalam hal ini luas produksi menjadi penentu dan
menjadi sama dengan luas perusahaan. Sedangkan dalam hal lain luas perusahaan
akan berbeda dengan luas produksinya. Selain itu luas perusahaan ditentukan
untuk jangka panjang sedangkan luas produksi ditentukan untuk jangka pendek.
Luas produksi dapat berubah – ubah pada setiap saat (periode) sedangkan luas
perusahaan tidak.
D.
Hubungan Luas Produksi dengan Biaya
Dalam hubungannya denagn pengertian
dan analisa luas produksi ini, yang penting diketahui adalah pembagian biaya
produksi ke dalam biaya tetap dan variabel. Pembagian ini didasarkan pada
hubungannya antara besarnya biaya dengan banyaknya barang yang dihasilkan di
dalam jangka waktu yang pendek.
Dikatakan biaya tetap karena baiaya
tersebut tidak dipengaruhi oleh perusahaan dalam volume barang yang dihasilkan.
Misalnya, biaya penyusutan, gaji direksi biaya administrasi, distribusi, bunga,
pemeliharaan gedung dan lain- lain. Pola biaya tetap dapat dilihat pada gambar
berikut :
Sedangkan biaya variabel adalah
biaya yang berubah tergantung pada perubahan volume produksi. Biaya variabel
ada 3 macam yaitu :
a.
biaya
variabel yang progresif
b.
biaya
variabel proporsional
c.
biaya
variabel yang degresif
Ketiga macam biaya variable itu dapat dilihat pada gambar berikut :
Biaya variable yang progresif dan degresif termsuk biaya
“semivariabel” atau “semifixed”. Bentuk
lain biaya “semivariabel” seperti terlihat pada gambar di bawah ini :
E.
Metode Programasi Linear ( Linear Program )
Metode programasi linear itu adalah
Apabila perusahaan menghasilkan lebih dari satu macam produk maka metode
perencanaan berapa barang yang akan diproduksikan oleh perusahaan agar
keuntungan yang diperoleh maksimal. Didalam penerapan metode ini digambarkan
suatu situasi produksi perusahaan dengan segala factor yang mempengaruhi atau
membatasi luas produksi. Faktor – faktor yang membatasi luas produksi yaitu:
1.
Faktor
kapasitas mesin
Kapasitas mesin merupakan batasan di dalam memproduksi sesuatu
barang. Suatu perusahaan tidak akan dapat memproduksi barang dengan jumlah yang
melebihi kemampuan mesin – mesin yang dimilikinya. Setiap satuan barang
memerlukan waktu pengerjaan mesin – mesin (jam mesin) secara sendiri.
2.
Faktor
bahan dasar
Salah satu yang menjadi batasan dalam penentuan luas produksi yaitu
jumlah bahan dasar yang tersedia. Produksi tidak akan dapat dilaksanaakn
melebihi jumlah kemampuan bahan dasar yang tersedia. Setiap satuan pokok
memerlukan sejumlah bahan dasar tertentu dan berbeda dengan keperluan untuk
satuan produk lain. Batasan ini dapat
digambarkan dengan fungsi linear sebagai berikut :
T = fX + gY
|
Keterangan:
T = banyaknya bahan dasa yang tersedia
f = jumlah bahan dasar yang diperlukan untuk memproduksi satuan –
satuan produk X.
g = jumlah bahan dasar yang diperlukan untuk memproduksi satuan –
satuan produk Y.
3.
Faktor
uang kas yang tersedia
T = hX + iY
|
Keterangan :
T = uang kas dan kredit bank yang tersedia di perusahaan
h = jumlah pengeluaran yang diperlukan untuk memproduksi barang X
i = jumlah pengeluaran yang diperlukan untuk memproduksi barang Y
4.
Faktor
permintaan
Untuk menentukan besarnya permintaan barangdiperlukan ramalan /
forecasting, terutama ramalan penjualan (sales forecast). Ramalan ini
menentukan berapa banyak masing – masing jenis barang dapat terjual pada
tingkat harga tertentu. Memproduksi barang harus memperhatikan jumlah pesanan
atau sertan prospek perkembangaan ekonomi dan masyarakat.
F.
Penentuan Luas Produksi
Dalam menentukan luas produksi ada dua metode, yaitu :
a. Metode grafik menggunakan programasi
linear – menggunakan model matematis untuk menggambarkan masalah yang hendak
dianalisis. Pada dasarnya program linear dinyatakan dalam bentuk fungsi tujuan
dan fungsi batasan (kendala)
Contoh : suatu perusahaan
dengan dua batasan faktor produksi dan batasa permintaan, memproduksi dua macam
produk X dan Y. batasan faktor produksinya adalah :
-
Batasan bahan dasar yang dapat diformulasikan menjadi persamaan garis :
1.000 = 4X + 5Y
-
Batasan kapasitas mesin yang diformulasikan dalam bentuk persamaan garis:
4.000 = 25X + 8Y
Sedangkan batasan
permintaannya dapat diformulasikan sebagai :
-
Batasan permintaan produk X ; X =
200
-
Batasan permintaan produk Y; Y = 180
Disamping empat batasan
tersebut di atas diketahui pula bahwa sumbangan pada laba per unit produk X
adalah Rp. 15.000,00 dan produk Y sebesar Rp. 12.000,00.
Untuk menggambarkan
garis-garis batasan bahan dasar maka kita dapat tentukan dulu dua titik
ekstrimnya yaitu bila bahan dasar hanya digunakan unutk memproduksi produk X
saja dan ekstrim yang lain bila hanya digunakan untuk memproduksi produk Y
saja.
Dari persamaan I : 1.000 = 4X + 5Y dapat diperhitungkan titik ekstrimnya
(0,200) & (250,0)
Dari persamaan II : 4.000 = 25X + 8Y dapat diperhitungkan titik ekstrimnya
(0,500) & (160,0)
Dari persamaan III : X = 200 dan persamaan IV : Y = 180
Hasil dari grafik batasan-batasan produksi dan feasibel
terlihat dalam gambar di bawah ini :
Dari empat batasan tersebut di atas dapat digambarkan grafik batasan luas
produksi serta bidang “feasible set” yang ada. Dalam gambar yang diarsir tiap
sudut diberi nama titik-titik ABCD. Untuk penyelesaian persoalan luas poroduksi
ini, harus diketahui koordinat dari titik-titik ABCD.
-
Titik A adalah titik batasan persamaan IV dengan koordinat (0,180)
-
Titik B merupakan perpotongan antara persamaan I dan IV, dicari dengan cara
:
Persamaan (I) : 1.000 = 4X + 5Y
Persamaan (IV) : Y = 180
Dari dua persamaan diperoleh koordinat titik B (25,180)
- Titik C merupakan
perpotongan antara persamaan I dan II, dicari dengan cara :
Persamaan (I) : 1.000 = 4X +
5Y
Persamaan (II) : 4.000 = 25X +
8Y
Dari dua persamaan diperoleh koordinat titik C (129,97)
- Titik D dengan koordinat (160,0)
Setelah diketahui semua koordinat masing-masing titik, selanjutnya menentukan luas produksi yang paling
optimal. Luas produksi yang dipilih dari titik-titik ABCD dengan menghitung
satu persatu titik, yaitu:
Data perusahaan menunjukkan laba per satuan produk X adalah Rp. 15.000 dan Y Rp. 12.000
A (0,180) = (0 x 15.000) + (180 x 12.000) = Rp. 2.160.000
B (25,180) = (25 x 15.000) + (180 x 12.000) = Rp. 2.535.000
C (129,97) = (129 x 15.000) + (97 x 12.000) = Rp.3.099.000
D (160,0) = (160 x 15.000) + (0 x 12.000) =Rp. 2.400.000
Titik C adalah titik yang menunjukkan produksi optimal
b.
Metode Simplex
Pedoman dalam penyelesaian metode simplex sebagai berikut :
- Menentukan fungsi tujuan
yang akan dicapai
- Mengidentifikasi
batasan-batasan dalam bentuk ketidak samaan
- Merubah ketidak samaan
dari batasan yang ada menjadi bentuk persamaan, dengan cara menambahkan
unsur-unsur Slack Variabel (S) kedalamnya
-
Memasukkan fungsi tujuan dan batasan yang ada dalam tabel simplex
- Menentukan kolom kunci,
baris kunci dan angka kunci. Kolom kunci ditentukan dengan cara memilih angka
pada baris Cj – Zj yang positif terbesar. Dipilih positif terbesar karena
permasalahannya maksimisasi. Untuk menentukan baris kunci, terlebih dahulu
harus dicari angka-angka gantinya (Replacement).
Replacement merupakan angka-angka hasil bagi antara angka-angka pada kolom
kuantitas (q) dengan angka-angka pada kolom kunci. Selanjutnya menentukan baris
kunci , yaitu baris yang mempunyai angka ganti yang positif terkecil. Angka
kunci yaitu angka yang terletak pada perpotongan antara kolom kunci dengan
baris kunci
- Mengganti angka-angka pada
baris kunci dengan angka-angka baru. Angka-angka baru diperoleh dengan cara
membagi semua angka-angka yang ada pada baris kunci dengan angka kunci
- Menentukan angka-angka
baru pada baris yang lain, dengan cara mengurangi angka-angka lama pada baris
yang bersangkutan dengan hasil kali antara angka-angka pada baris kunci yang
bersesuaian dengan Fixed Ratio
Fixed Ratio = angka pada kolom kunci
Angka kunci
- Masukkan/susun angka-angka
baru tersebut ke dalam tabel simplex kedua. Jika pada baris Cj – Zj masih ada
angka yang positif, maka lakukan lagi langkah-langkah di atas yang dimulai dari
langkah kelima. Jika angka-angka pada baris
Cj – Zj sudah tidak ada yang positif, maka kombinasi yang dicari sudah
optimum.
G.
Pola Produksi
Setelah forecast penjualan ditentukan, maka persoalan yang muncul adalah
pengaturan produksi untuk memenuhi kebutuhan permintaan yang berfluktuasi. Di
dalam merencanakan pola produksi ini terdapat beberapa factor yang perlu
dipertombangkan yaitu:
a.
Pola
penjualan
perusahaan dalam berproduksi untuk memenuhi
kebutuhan penjualan. Apabila suatu pola penjualan bergelombang dipenuhi dengan
pola produksi konstan akan terjadi masalah penyimpanan.
b.
Pola
biaya
Biaya terdiri dari :
- Biaya perputaran tenaga kerja
Merupakan biaya yang diperlukan untuk mencari,
mendapatkan, menarik, melatih dan mempertahankan tenaga kerja yang diperlukan
selama satu periode produksi.
- Biaya simpan
Merupakan biaya penyimpanan barang hasil produksi yang
tidak atau belum laku terjual.
- Biaya lembur
pada saat gelombang naik ada kemungkinan perlu diadakan
kerja lembur. Premi atau tambahan upah yang diberikan merupakan upah lembur (overtime premium cost)
- Biaya subkontrak
biaya yang diperlukan untuk memesan pada perusahaan lain
yang dapat memprodukso barang hasil perusahaan. Perusahaan perlu memesan kepada perusahaan
lain untuk memenuhi kebutuhan dan permintaaan pelanggan.
c.
Kapasitas
Maksimum fasilitas produksi
Dari
uraian di muka terdapat beberapa jenis pola produksi yaitu:
-
Pola produksi
konstan (horizontal)
Yaitu pola produksi di mana jumlah yang
diproduksi selalu sama.
-
Pola produksi
bergelombang
Merupakan pola produksi di mana jumlah
yang dihasilkan tidak selalu sama
- Pola produksi moderat
Adalah pola produksi yang bergelombang
hanya saja diusahakan agar gelombang produksi itu tidak terlalu tajam sehingga
mendekati konstan
Ketiga pola produksi itu dapat dilihat pada gambar berikut :
Contoh : suatu
perusahaan menghadapi pola penjualan bergelombang yang tergambar pada tabel di
bawah ini :
Triwulan
|
Jumlah Penjualan
|
I
II
III
IV
|
200 unit
450 unit
1.100 unit
400 unit
|
Perusahaan akan memenuhi penjualannya
itu dengan salah satu dari 3 alternatif pola produksi yang diajukan yaitu :
-
Pola yang
konstan, sebesar 500 unit tiap triwulan
-
Pola yang
bergelombang mengikuti dengan gelombang penjualaanya hanya saja maksimum
produksinya akan sebesar kapasitas maksimum yang dimiliki oleh fasilitas
produksinya yaitu sebesar 1.000 satuan per triwulan, lebih dari itu tidak dapat
dicapai, jadi harus ditutup dari persediaan dan atau dari subkontrak kepada
perusahaan lain
- Pola produksi moderat yaitu 400 satuan tiap triwulan pada
triwulan pertama dan kedua, sedangkan pada triwulan ketiga dan keempat
masing-masing sebesar 800 satuan
Dari data yang ada pada
perusahaan menunjukkan keadaan bahwa :
-
Biaya penyimpanan adalah Rp.
80,00 per satuan per triwulan
- Setiap kenaikan hasil produksi sebesar 200 satuan
diperlukan biaya perputaran tenaga kerja sebesar Rp. 4.000,00 sedangkan
penurunan hasil produksi tidak perlu ada biaya
- Upah kerja lembur harus dibayarkan apabila hasil produksi
lebih besar daripada 700 satuan dengan premi sebesar Rp. 100,00 per satuan
triwulan
- Biaya subkontak kalau kita pesan pada perusahaan lain
adalah sebesar Rp. 100,00 per satuan
Dari data di
atas dapatlah dipilih alternatif pola produksi yang paling baik yaitu yang akan
mendatangkan ongkos tambahan yang terendah. Apabila kita gambarkan pola
produksi dan pola – pola penjualannya dapat dilihat dari gambar berikut :
Dari gambar
histogram itu dapat kita perhitungkan biaya tambah masing - masing pola
produksi seperti terlihat pada tabel berikut:
Biaya
|
Pola Produksi Konstan
|
Pola Produksi Moderat
|
Pola Produksi Bergelombang
|
1.
B. Perputaran
TK
2. B. Simpan
3. B. Lembur
4. B. Subkontrak
|
-
Rp. 60.000,00
-
Rp. 25.000,00
|
Rp. 8.000,00
Rp. 60.000,00
Rp. 20.000,00
Rp. 15.000,00
|
Rp. 16.000,00
-
Rp. 30.000,00
Rp. 10.000,00
|
Total
|
Rp. 85.000,00
|
Rp. 103.000,00
|
Rp. 56.000,00
|
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada umumnya perusahaan memiliki
tujuan untuk memperoleh laba setinggi mungkin. Untuk memperoleh laba yang
tinggi, perusahaan harus mampu mengambil keputusan yang tepat dalam memilih
luas dan pola produksi dalam perusahaan tersebut. Pengambilan keputusan dalam
menentukan luas dan pola produksi haruslah mempertimbangkan segala hal yang
berhubungan dengan produk yang akan di produksi mulai dari hal yang sifatnya
berasal dari intern perusahaan dan hal yang sifatnya berasal dari ekstern
perusahaan. Ketepatan dalam mengambil
keputusan atau menentukan luas dan pola produksi akan membantu mewujudkan
tujuan perusahaan tersebut.
B.
Saran
Dalam pembahasan yang telah disusun,
penulis menyarankan kepada pembaca agar lebih berhati – hati lagi dalam
mengambil keputusan atau menentukan luas dan pola produksi guna mewujudkan laba
yang diinginkan oleh perusahaan serta untuk menjaga kelangsungan usaha yang di
jalankan.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
0 komentar:
Posting Komentar