Rabu, 30 April 2014

Makalah Luas dan Pola Produksi - Manajemen Operasional

Diposting oleh Riska Yuliatiningsih di 11.15.00 0 komentar



TUGAS MAKALAH
Manajemen Operasional
Luas dan Pola Produksi

 

 
Disusun oleh:
Kelompok IV
Kelas : Akuntansi Sore ( K )
Nama :
Endang Sukiswati           (2012220015)
Riska Yuliatiningsih       (2012220020)

Universitas Madura
Tahun Akademik 2013 - 2014



KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya-lah maka penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis  mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Luas dan Pola Produksi", yang menurut penulis dapat memberikan manfaat yang besar bagi penulis dan pembaca guna menambah wawasan dalam mengenal ruang lingkup materi luas dan pola produksi.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang penulis buat kurang tepat
Dengan ini penulis mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Pamekasan, 24 Maret 2014



Penulis


DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1 
A.  Latar Belakang. ................................................................................................ 1 
B.  Tujuan.............. ................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 2
A.  Arti dan Tujuan ................................................................................................ 2
B.  Faktor – factor yang Menentukan Luas Produksi............................................ 3
C.  Luas Produksi dan Luas Perusahaan................................................................ 4
D.  Hubungan Luas Produksi dengan Biaya.......................................................... 5
E.   Metode Programasi Linear ( Linear Program )................................................. 6
F.   Penentuan Luas Produksi................................................................................. 8
G.  Pola Produksi... ................................................................................................ 11
BAB III PENUTUP............................................................................................. 15
A.  Kesimpulan...... ................................................................................................ 15
B.  Saran................ ................................................................................................ 15
DAFTAR ISI....... ................................................................................................ 16


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Di Indonesia terdapat banyak perusahaan. Salah satu kegiatan perusahaan yaitu menghasilkan produk andalannya. Dalam rangka memperoleh laba setinggi mungkin, perusahaan harus mampu menentukan luas dan pola produksi dengan tepat. Penentuan luas dan pola produksi yang tidak tepat dapat mengakibatkan hal yang cukup fatal terhadap kelangsungan perusahaan. Penentuan luas dan pola produksi haruslah dipertimbangkan dari segala aspek baik yang mempengaruhi pada penjualan produk tersebut ataupun yang lainnya.
B.     Tujuan
Dalam pembahasan makalah ini menyatakan bahwa luas dan pola produksi merupakan hal yang penting untuk meningkatkan laba perusahaan yang akan di dapat. Oleh sebab itu penulis menyusun makalah ini sebagai salah satu bentuk cara untuk memahami lebih mendalam tentang ruang lingkup dalam materi luas dan pola produksi.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Arti dan Tujuan
Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk mendapatkan laba setinggi mungkin. Luas produksi merupakan jumlah atau volume hasil produksi yang seharusnya diproduksikan oleh suatau perushaan dalam satu periode. Oleh karena itu maka luas produksi ini juga harus direncanaakan atau ditentukan agar perusahaan dapat memperoleh laba yang maksimal.
Luas produksi perlu direncanakan dan diperhitungkan dengan cermat karena tanpa perencanaan dapat menimbulkan ketidaktepatan dalam menetukan jumlah yang harus diproduksi oleh suatu perusahaan.
Penentuan luas produksi yang terlalu besar berakibat biaya yang terlalu besar, investasi yang besar pula. Selain adanya volume produksi yang berlebihan dapat berakibat merosotnya harga jual. Walaupun barang dapat disimpan di gudang akan tetapi kelebihan volume produksi menimbulkan tambahan biaya pergudangan dan pemeliharaan – pemeliharaan barang tersebut. Bagi perusahaan yang menghasilkan barang lebih dari satu macam maka terlalu besarnya volume produksi dari satu jenis barang berarti berkurangnya kesempatan produk jenis lain.
Namun apabila luas produksi terlalu kecil atau volume produksi yang terlalu sedikit berakibat tidak dapatnya perusahaan itu memenuhi permintaan konsumen di pasar, sehingga kemungkinan besar para pelanggan yang tidak dapat dipenuhi permintaannya tersebut akan pindah dan menjadi langganan dari perusahaan lain yang merupakan saingan dari perusahaan tersebut.
Oleh sebab itu penentuan luas produksi yang tepat berarti adanya alokasi sumber produksi yang lebih efisien. Pada pokoknya perencanaan produksi merupakan masalah mengenai apa dan berapa yang harus di produksi serta menentukan bagaimana dan kapan produksi harus dilaksanakan.
Luas produksi adalah juga suatu ukuran akan berapa banyak barang-barang yang di produksioleh suatu perusahaan.  Jadi, luas produksi merupakan ukuran terhadap apa dan berapa banyak barang-barang yang diprodukisioleh suatu perusahaan tertentu. Semakin banyak barang yang diproduksi, baik jumlahnya maupun jenisnya, semkin besar luas produksinya.
B.     Faktor- faktor yang Menentukan Luas Produksi
Perusahaan memerlukan sumber daya yang akan dipergunakan untuk memproduksi barang – barang. Tiap – tiap perusahaan tentu saja akan mempunyai jumlah dan jenis sumber – sumber produksi yang berbda datu dengan yang lainnya pengusaha akan berusaha agar dengan factor produksi yang ada dapat menghasilkan barang – barang yang mendatangkan keuntungan yang besar. Oleh sebab  itu kebijakan pimpinan perusahaan dalam menentuan atau mengatur jenis dan jumlah barang yang diproduksi sangatlah penting. Kurang tepatnya penentuan luas produksi akan mengakibatkan semakin kecilnya keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan.
Penentuan luas produksi yang tepat berarti pula suatu pengusahaan lebih efektif memanfaatkan factor – fakto produksi yang tersedia bagi perusahaan yang bersangkutan. Di samping factor – factor produksi yang tersedia, jumlah permintaan akan menentukan luas produksi yang paling menguntungkan. Berikut terdapat beberapa factor yang mempengaruhi atau membatasi luas produsi, diantaranya adalah:
1.    Tersedianya bahan dasar.
2.    Tersedianya kapasitasmesin- mesin yang dimiliki.
3.    Tersedianya tenaga kerja.
4.    Betasan  permintaan.
5.    Tersedianya factor- factor produksi yang lain.
Tingkat pentingnya penentuan luas produksi untuk masing-masing perusahaan berbeda – beda :
a.       Bagi perusahaan yang memproduksi  barang –barang yang bermacam- macam jenisnya (hal ini adalah disebabkan karena sifat alat-alat produksi/mesin-,mesin yang dimilikinya) harus diselenggarakan perencanaan yang teliti terhadap penentuan luas produksi.
b.      Bagi perusahaan yang karena alat-alat produksinya ( mesin-mesin digunakan) mengakibatkan barang- barang yang diproduksinya itu tertentu/telah pasti dan tidak mudah untuk di ubah-ubah dalam jangka pendek.
c.       Perusahaan yang memproduksikan barang-barang ntuk keperluan pasar, penentuan luas produksi dalam perusahaan ini sangat penting, sebab dalam hal ini perusahaan harus mengadakan ramalan-ramalan untuk masa-masa yang akan dating terhadap jumlah serta jenis barang yang diminta oleh para pembelipotensial.
d.      Perusahaan yang memproduksikan barang-barang untuk keperluan langganan (pesanan) , tidaklah begitu sulit untuk merencanakan penentuan luas produksinya.
C.    Luas Produksi dan Luas Perusahaan
Luas perusahaan memiliki arti yang berbeda dengan luas produksi. Luas perusahaan itu mungkin saja ditentukan oleh luas produksinya (barang- barang yang dihasilkannya). Oleh sebab itu untuk menentukan luas perusahaan, maka luas produksi bukanlah merupakan satu-satunya ukuran, sehingga belum tentu luas produksi merupakan pula luas perusahaan. Luas perusahaa dapat diukur berdasarkan:
1.    Bahan dasar yang dipergunakan.
2.    Barang yang dihasilkan.
3.    Peralatan ( mesin- mesin ) yang dipergunakan.
4.    jumlah pegawai ( tenaga kerja ) yang dipergunakan.
Jadi jelaslah bahwa hanya dalam keadaan tertentu suatu perusahaan mempunyai luas perusahaan yang ditentukan / diukur dari luas produksinya. Dalam hal ini luas produksi menjadi penentu dan menjadi sama dengan luas perusahaan. Sedangkan dalam hal lain luas perusahaan akan berbeda dengan luas produksinya. Selain itu luas perusahaan ditentukan untuk jangka panjang sedangkan luas produksi ditentukan untuk jangka pendek. Luas produksi dapat berubah – ubah pada setiap saat (periode) sedangkan luas perusahaan tidak.    
D.    Hubungan Luas Produksi dengan Biaya
Dalam hubungannya denagn pengertian dan analisa luas produksi ini, yang penting diketahui adalah pembagian biaya produksi ke dalam biaya tetap dan variabel. Pembagian ini didasarkan pada hubungannya antara besarnya biaya dengan banyaknya barang yang dihasilkan di dalam jangka waktu yang pendek.
Dikatakan biaya tetap karena baiaya tersebut tidak dipengaruhi oleh perusahaan dalam volume barang yang dihasilkan. Misalnya, biaya penyusutan, gaji direksi biaya administrasi, distribusi, bunga, pemeliharaan gedung dan lain- lain. Pola biaya tetap dapat dilihat pada gambar berikut :
Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang berubah tergantung pada perubahan volume produksi. Biaya variabel ada 3 macam yaitu :
a.         biaya variabel yang progresif
b.         biaya variabel proporsional
c.         biaya variabel yang degresif


Ketiga macam biaya variable itu dapat dilihat pada gambar berikut :
Biaya variable yang progresif dan degresif termsuk biaya “semivariabel” atau “semifixed”.  Bentuk lain biaya “semivariabel” seperti terlihat pada gambar di bawah ini :
E.     Metode Programasi Linear ( Linear Program )
Metode programasi linear itu adalah Apabila perusahaan menghasilkan lebih dari satu macam produk maka metode perencanaan berapa barang yang akan diproduksikan oleh perusahaan agar keuntungan yang diperoleh maksimal. Didalam penerapan metode ini digambarkan suatu situasi produksi perusahaan dengan segala factor yang mempengaruhi atau membatasi luas produksi. Faktor – faktor yang membatasi luas produksi yaitu:

1.      Faktor kapasitas mesin
Kapasitas mesin merupakan batasan di dalam memproduksi sesuatu barang. Suatu perusahaan tidak akan dapat memproduksi barang dengan jumlah yang melebihi kemampuan mesin – mesin yang dimilikinya. Setiap satuan barang memerlukan waktu pengerjaan mesin – mesin (jam mesin) secara sendiri.
2.      Faktor bahan dasar
Salah satu yang menjadi batasan dalam penentuan luas produksi yaitu jumlah bahan dasar yang tersedia. Produksi tidak akan dapat dilaksanaakn melebihi jumlah kemampuan bahan dasar yang tersedia. Setiap satuan pokok memerlukan sejumlah bahan dasar tertentu dan berbeda dengan keperluan untuk satuan produk lain.  Batasan ini dapat digambarkan dengan fungsi linear sebagai berikut :
T = fX + gY

Keterangan:
T = banyaknya bahan dasa yang tersedia
f = jumlah bahan dasar yang diperlukan untuk memproduksi satuan – satuan produk X.
g = jumlah bahan dasar yang diperlukan untuk memproduksi satuan – satuan produk Y.
3.      Faktor uang kas yang tersedia
T = hX + iY
Sumber pembiayaan segala keperluan perusahaan yaitu kas. Uang kas yang tersedia membatasi kemampuan perusahaan dalam berproduksi. Sumber pembiyaan dapat ditambah dengan pinjaman / kredit dari bank. Berikut batasan uang kas yang dapat dilihat dalam persamaan :


Keterangan :
T = uang kas dan kredit bank yang tersedia di perusahaan
h = jumlah pengeluaran yang diperlukan untuk memproduksi barang X
i = jumlah pengeluaran yang diperlukan untuk memproduksi barang Y
4.      Faktor permintaan
Untuk menentukan besarnya permintaan barangdiperlukan ramalan / forecasting, terutama ramalan penjualan (sales forecast). Ramalan ini menentukan berapa banyak masing – masing jenis barang dapat terjual pada tingkat harga tertentu. Memproduksi barang harus memperhatikan jumlah pesanan atau sertan prospek perkembangaan ekonomi dan masyarakat.
F.     Penentuan Luas Produksi
Dalam menentukan luas produksi ada dua metode, yaitu :
a.    Metode grafik menggunakan programasi linear – menggunakan model matematis untuk menggambarkan masalah yang hendak dianalisis. Pada dasarnya program linear dinyatakan dalam bentuk fungsi tujuan dan fungsi batasan (kendala)
Contoh : suatu perusahaan dengan dua batasan faktor produksi dan batasa permintaan, memproduksi dua macam produk X dan Y. batasan faktor produksinya adalah :
-            Batasan bahan dasar yang dapat diformulasikan menjadi persamaan garis : 1.000 = 4X + 5Y
-            Batasan kapasitas mesin yang diformulasikan dalam bentuk persamaan garis: 4.000 = 25X + 8Y
Sedangkan batasan permintaannya dapat diformulasikan sebagai :
-            Batasan permintaan produk X ; X = 200
-            Batasan permintaan produk Y; Y = 180
Disamping empat batasan tersebut di atas diketahui pula bahwa sumbangan pada laba per unit produk X adalah Rp. 15.000,00 dan produk Y sebesar Rp. 12.000,00.
Untuk menggambarkan garis-garis batasan bahan dasar maka kita dapat tentukan dulu dua titik ekstrimnya yaitu bila bahan dasar hanya digunakan unutk memproduksi produk X saja dan ekstrim yang lain bila hanya digunakan untuk memproduksi produk Y saja.
Dari persamaan I : 1.000 = 4X + 5Y dapat diperhitungkan titik ekstrimnya (0,200) & (250,0)
Dari persamaan II : 4.000 = 25X + 8Y dapat diperhitungkan titik ekstrimnya (0,500) & (160,0)
Dari persamaan III : X = 200 dan persamaan IV : Y = 180
Hasil dari grafik batasan-batasan produksi dan feasibel terlihat dalam gambar di bawah ini :









Dari empat batasan tersebut di atas dapat digambarkan grafik batasan luas produksi serta bidang “feasible set” yang ada. Dalam gambar yang diarsir tiap sudut diberi nama titik-titik ABCD. Untuk penyelesaian persoalan luas poroduksi ini, harus diketahui koordinat dari titik-titik ABCD.
-       Titik A adalah titik batasan persamaan IV dengan koordinat (0,180)
-       Titik B merupakan perpotongan antara persamaan I dan IV, dicari dengan cara :
Persamaan (I)                      : 1.000 = 4X + 5Y
Persamaan (IV)       :       Y = 180    
Dari dua persamaan diperoleh koordinat titik B (25,180)
-       Titik C merupakan perpotongan antara persamaan I dan II, dicari dengan cara :
Persamaan (I)          : 1.000 = 4X + 5Y
Persamaan (II)        : 4.000 = 25X + 8Y
Dari dua persamaan diperoleh koordinat titik C (129,97)
-       Titik D dengan  koordinat (160,0)
Setelah diketahui semua koordinat masing-masing titik, selanjutnya menentukan luas produksi yang paling optimal. Luas produksi yang dipilih dari titik-titik ABCD dengan menghitung satu persatu titik, yaitu:
Data perusahaan menunjukkan laba per satuan produk X adalah Rp. 15.000 dan Y   Rp. 12.000
A (0,180)    = (0 x 15.000) + (180 x 12.000)          = Rp. 2.160.000
B (25,180)  = (25 x 15.000) + (180 x 12.000)        = Rp. 2.535.000
C (129,97)  = (129 x 15.000) + (97 x 12.000)        = Rp.3.099.000
D (160,0)    = (160 x 15.000) + (0 x 12.000)          =Rp. 2.400.000
Titik C adalah titik yang menunjukkan produksi optimal
b.    Metode Simplex
Pedoman dalam penyelesaian metode simplex sebagai berikut :
-       Menentukan fungsi tujuan yang akan dicapai
-       Mengidentifikasi batasan-batasan dalam bentuk ketidak samaan
-       Merubah ketidak samaan dari batasan yang ada menjadi bentuk persamaan, dengan cara menambahkan unsur-unsur Slack Variabel (S) kedalamnya
-       Memasukkan fungsi tujuan dan batasan yang ada dalam tabel simplex
-       Menentukan kolom kunci, baris kunci dan angka kunci. Kolom kunci ditentukan dengan cara memilih angka pada baris Cj – Zj yang positif terbesar. Dipilih positif terbesar karena permasalahannya maksimisasi. Untuk menentukan baris kunci, terlebih dahulu harus dicari angka-angka gantinya (Replacement). Replacement merupakan angka-angka hasil bagi antara angka-angka pada kolom kuantitas (q) dengan angka-angka pada kolom kunci. Selanjutnya menentukan baris kunci , yaitu baris yang mempunyai angka ganti yang positif terkecil. Angka kunci yaitu angka yang terletak pada perpotongan antara kolom kunci dengan baris kunci
-       Mengganti angka-angka pada baris kunci dengan angka-angka baru. Angka-angka baru diperoleh dengan cara membagi semua angka-angka yang ada pada baris kunci dengan angka kunci
-       Menentukan angka-angka baru pada baris yang lain, dengan cara mengurangi angka-angka lama pada baris yang bersangkutan dengan hasil kali antara angka-angka pada baris kunci yang bersesuaian dengan Fixed Ratio
Fixed Ratio = angka pada kolom kunci
                               Angka kunci
-       Masukkan/susun angka-angka baru tersebut ke dalam tabel simplex kedua. Jika pada baris Cj – Zj masih ada angka yang positif, maka lakukan lagi langkah-langkah di atas yang dimulai dari langkah kelima. Jika angka-angka pada baris    Cj – Zj sudah tidak ada yang positif, maka kombinasi yang dicari sudah optimum. 
G.    Pola Produksi
Setelah forecast penjualan ditentukan, maka persoalan yang muncul adalah pengaturan produksi untuk memenuhi kebutuhan permintaan yang berfluktuasi.  Di dalam merencanakan pola produksi ini terdapat beberapa factor yang perlu dipertombangkan yaitu:
a.       Pola penjualan
perusahaan dalam berproduksi untuk memenuhi kebutuhan penjualan. Apabila suatu pola penjualan bergelombang dipenuhi dengan pola produksi konstan akan terjadi masalah penyimpanan.
b.      Pola biaya
Biaya terdiri dari :
-       Biaya perputaran tenaga kerja
Merupakan biaya yang diperlukan untuk mencari, mendapatkan, menarik, melatih dan mempertahankan tenaga kerja yang diperlukan selama satu periode produksi.
-       Biaya simpan
Merupakan biaya penyimpanan barang hasil produksi yang tidak atau belum laku terjual.
-       Biaya lembur
pada saat gelombang naik ada kemungkinan perlu diadakan kerja lembur. Premi atau tambahan upah yang diberikan merupakan upah lembur (overtime premium cost)
-       Biaya subkontrak
biaya yang diperlukan untuk memesan pada perusahaan lain yang dapat memprodukso barang hasil perusahaan. Perusahaan perlu memesan kepada perusahaan lain untuk memenuhi kebutuhan dan permintaaan pelanggan.
c.       Kapasitas Maksimum fasilitas produksi
Dari uraian di muka terdapat beberapa jenis pola produksi yaitu:
-       Pola produksi konstan (horizontal)
Yaitu pola produksi di mana jumlah yang diproduksi selalu sama.
-       Pola produksi bergelombang
Merupakan pola produksi di mana jumlah yang dihasilkan tidak selalu sama
-       Pola produksi moderat
Adalah pola produksi yang bergelombang hanya saja diusahakan agar gelombang produksi itu tidak terlalu tajam sehingga mendekati konstan
Ketiga pola produksi itu dapat dilihat pada gambar berikut :
Contoh : suatu perusahaan menghadapi pola penjualan bergelombang yang tergambar pada tabel di bawah ini :
Triwulan
Jumlah Penjualan
I
II
III
IV
200 unit
450 unit
1.100 unit
400 unit
 Perusahaan akan memenuhi penjualannya itu dengan salah satu dari 3 alternatif pola produksi yang diajukan yaitu :
-       Pola yang konstan, sebesar 500 unit tiap triwulan
-       Pola yang bergelombang mengikuti dengan gelombang penjualaanya hanya saja maksimum produksinya akan sebesar kapasitas maksimum yang dimiliki oleh fasilitas produksinya yaitu sebesar 1.000 satuan per triwulan, lebih dari itu tidak dapat dicapai, jadi harus ditutup dari persediaan dan atau dari subkontrak kepada perusahaan lain
-       Pola produksi moderat yaitu 400 satuan tiap triwulan pada triwulan pertama dan kedua, sedangkan pada triwulan ketiga dan keempat masing-masing sebesar 800 satuan
Dari data yang ada pada perusahaan menunjukkan keadaan bahwa :
-       Biaya penyimpanan adalah Rp. 80,00 per satuan per triwulan
-       Setiap kenaikan hasil produksi sebesar 200 satuan diperlukan biaya perputaran tenaga kerja sebesar Rp. 4.000,00 sedangkan penurunan hasil produksi tidak perlu ada biaya
-       Upah kerja lembur harus dibayarkan apabila hasil produksi lebih besar daripada 700 satuan dengan premi sebesar Rp. 100,00 per satuan triwulan
-       Biaya subkontak kalau kita pesan pada perusahaan lain adalah sebesar Rp. 100,00 per satuan
 Dari data di atas dapatlah dipilih alternatif pola produksi yang paling baik yaitu yang akan mendatangkan ongkos tambahan yang terendah. Apabila kita gambarkan pola produksi dan pola – pola penjualannya dapat dilihat dari gambar berikut :
Dari gambar histogram itu dapat kita perhitungkan biaya tambah masing - masing pola produksi seperti terlihat pada tabel berikut:
Biaya
Pola Produksi Konstan
Pola Produksi Moderat
Pola Produksi Bergelombang
1.      B. Perputaran TK
2.      B. Simpan
3.      B. Lembur
4.      B. Subkontrak
-
Rp. 60.000,00
-
Rp. 25.000,00
Rp.   8.000,00
Rp. 60.000,00
Rp. 20.000,00
Rp. 15.000,00
Rp. 16.000,00
-
Rp. 30.000,00
Rp. 10.000,00
Total
Rp. 85.000,00
Rp. 103.000,00
Rp. 56.000,00



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pada umumnya perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh laba setinggi mungkin. Untuk memperoleh laba yang tinggi, perusahaan harus mampu mengambil keputusan yang tepat dalam memilih luas dan pola produksi dalam perusahaan tersebut. Pengambilan keputusan dalam menentukan luas dan pola produksi haruslah mempertimbangkan segala hal yang berhubungan dengan produk yang akan di produksi mulai dari hal yang sifatnya berasal dari intern perusahaan dan hal yang sifatnya berasal dari ekstern perusahaan.  Ketepatan dalam mengambil keputusan atau menentukan luas dan pola produksi akan membantu mewujudkan tujuan perusahaan tersebut.
B.     Saran
Dalam pembahasan yang telah disusun, penulis menyarankan kepada pembaca agar lebih berhati – hati lagi dalam mengambil keputusan atau menentukan luas dan pola produksi guna mewujudkan laba yang diinginkan oleh perusahaan serta untuk menjaga kelangsungan usaha yang di jalankan.


DAFTAR PUSTAKA
1.       

 

Welcome In My Blog Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review